Menyambut Kembalinya Kembali Tuhan Yesus
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Go down
avatar
Admin
Admin
Jumlah posting : 387
Join date : 12.02.20
https://tuhan-yesus.forumotion.me

Membuang Belenggu Empty Membuang Belenggu

Fri Mar 19, 2021 11:04 pm
Kesaksian orang kristen bertobat akan memberi tahu Anda akar penyebab dosa, membiarkan kamu menemukan cara untuk menyelesaikan masalah kemarahan dan dosa
Membuang Belenggu


MomoKota Hefei, Provinsi Anhui


Sebelum aku percaya kepada Tuhan, apa pun yang kulakukan, aku tidak pernah mau menjadi yang tertinggal. Aku bersedia menerima kesulitan apa pun jika itu berarti aku dapat naik lebih tinggi dari semua orang. Setelah aku menerima Tuhan, sikapku tetap sama, karena aku berpegang teguh pada pepatah, "Hanya orang yang menanggung kesukaran terberat yang dapat menjadi yang tertinggi," dan menganggap sikapku sebagai bukti dari motivasiku. Saat Tuhan mengungkapkan kebenaran-Nya kepadaku, aku akhirnya menyadari bahwa aku selama itu telah hidup di bawah belenggu Iblis, hidup di bawah kekuasaannya.


Belum lama berselang, gereja berencana untuk mengutus saudari yang biasa bekerja sama denganku untuk melayani dalam jabatan kepemimpinan. Saat mendengar kabar tersebut, hatiku kecewa. Kami berdua dahulu melayani dalam jabatan kepemimpinan hingga ditunjuk kembali sebagai editor. Sekarang saudariku akan kembali ke jabatan kepemimpinan dan melayani Tuhan dengan potensi pertumbuhan yang tak terbatas, tetapi aku akan tetap terjebak di meja kerja dan melaksanakan tugasku tanpa terlihat oleh orang lain. Masa depan apa yang ada dalam pekerjaan tersebut? Saat memikirkannya lebih jauh, aku jadi teringat akan pepatah lama yang berkata, "Ada jutaan jalan yang berbeda menuju keberhasilan." Asalkan aku menunaikan tugasku dengan baik, aku juga bisa berhasil. Aku hanya perlu menggandakan upayaku untuk mengejar kebenaran. Jika aku berfokus mengedit khotbah agar dapat menyampaikan kebenaran dengan lebih baik, mungkin suatu hari para pemimpin akan menyadari bahwa aku memahami kebenaran. Lalu, mereka akan mempromosikan aku dan masa depanku juga akan sama cerahnya. Setelah menyadari hal ini, awan kelabu mulai sirna dan digantikan dengan tekad yang diperbarui. Aku bekerja dengan sepenuh jiwa dan makan serta minum firman Tuhan saat sedang tidak sibuk, tidak berani bersantai barang sejenak.


Suatu hari, aku membaca bagian dari khotbah berikut: "Segala sesuatu yang menghambatmu dalam mengejar Tuhan dan mencari kebenaran adalah salah satu belenggu Iblis. Jika engkau terbelenggu, bahkan oleh satu rantai Iblis pun, engkau sedang menjalani hidupmu di bawah kekuasaannya" (Khotbah dan Persekutuan tentang Jalan Masuk ke Dalam Kehidupan). Setelah mendengar hal ini, aku mau tidak mau bertanya kepada diriku sendiri, "Aku sedang hidup di bawah belenggu Iblis yang mana? Racun Iblis mana yang sedang menghambatku dalam mengejar kebenaran?" Saat aku mencoba merenungkan pertanyaan ini dalam hatiku, aku teringat akan keadaanku baru-baru ini. Setelah saudariku ditugaskan di posisinya yang baru, aku tidak bersikap pasif. Aku justru menjadi lebih giat makan dan minum firman Tuhan, berdoa kepada Tuhan dan menunaikan tugas-tugasku secara aktif. Dari luar, aku tampaknya lebih rajin mengejar kebenaran dibandingkan sebelumnya, tetapi jika engkau menyingkap tirai itu dan menganalisisnya, kemampuanku menerima diriku tertinggal hanyalah karena aku memendam ambisi untuk menjadi terkenal dan naik lebih tinggi di atas orang lain suatu hari nanti. Keinginanku yang membara untuk menjadi yang terbaik adalah alasan mengapa aku tidak menjadi pasif dan justru semakin aktif mengejar kebenaran, tetapi yang kusebut pengejaran akan kebenaran tersebut hanyalah suatu ilusi, suatu pengejaran yang tidak murni. Aku memilih pengejaran akan kebenaran yang bersifat sementara untuk memenuhi tujuanku sendiri yang egois. Saat berpikir kembali mengenai tahun-tahun yang kuhabiskan untuk mengikuti Tuhan, aku menyadari bahwa semua pengorbananku kulakukan demi racun si Iblis, "Hanya orang yang menanggung kesukaran terberat yang dapat menjadi yang tertinggi," Dengan cara inilah racun itu mengikatku bagaikan belenggu yang tak kasatmata dan mendorongku untuk menonjol di tengah kerumunan orang dan menjadi yang terunggul. Saat aku sudah memiliki jabatan aku tetap mengejar jabatan yang lebih tinggi; saat aku kehilangan jabatan atau gagal naik jabatan, aku tidak bersikap pasif; aku tampak tetap rela membayar harga untuk mengejar kebenaran. Akan tetapi, ini bukan karena aku memahami kebenaran dan bersedia berkorban demi kebenaran. Aku hanya ingin menggunakan apa yang tampaknya seakan pengorbanan dalam upayaku untuk menonjol. Saat itulah aku akhirnya memahami bahwa pendirian "Hanya orang yang menanggung kesukaran terberat yang dapat menjadi yang tertinggi," sebenarnya adalah salah satu racun Iblis yang mengalir dalam darahku. Aku telah ditipu; racun itu telah menyedot habis segenap kemanusiaanku. Aku congkak dan ambisius tanpa memiliki sudut pandang. Semua itu terjadi tanpa aku sadari. Aku benar-benar mengira bahwa ambisiku adalah bukti aspirasiku. Aku mengira bahwa watak congkakku yang tidak mau tertinggal adalah pertanda motivasiku. Aku menyembah kekeliruan Iblis sebagai kebenaran dan melihatnya sebagai lencana kehormatan alih-alih peringatan. Betapa bodohnya aku yang telah ditipu oleh Iblis seperti itu, yang telah gagal membedakan yang baik dari yang jahat? Aku akhirnya melihat betapa menyedihkannya diriku waktu itu. Aku juga baru tahu betapa berbahaya dan kejinya Iblis. Iblis menggunakan kekeliruan yang tampaknya bagus untuk menipu dan merusak kita. Ia menyesatkan kita, dan kita bersumpah setia kepada rencana-rencananya yang penuh tipu daya. Semua ini dilakukan tanpa kita menyadarinya. Kita berpikir bahwa kita sedang mengejar kebenaran dan berkorban demi kebenaran, tetapi sebenarnya kita sedang hidup dengan menipu diri sendiri. Racun Iblis memang benar-benar ampuh! Jika bukan karena pencerahan dari Tuhan, aku tidak akan pernah melihat kebenaran bahwa aku dirusak oleh Iblis, dan aku pasti tidak akan pernah menyadari rencananya yang penuh tipu daya. Jika bukan karena pencerahan Tuhan, aku akan terus hidup di bawah belenggu Iblis, hingga pada akhirnya ia melahapku bulat-bulat.


Pada saat itu, aku memikirkan firman Tuhan: "Jika engkau sangat senang menjadi seorang pelaku pelayanan di rumah Tuhan, bekerja dengan rajin dan bertanggung jawab di tengah ketidakmengertianmu, selalu memberi dan tidak pernah mengambil, maka Aku katakan bahwa engkau adalah orang kudus yang setia, karena engkau tidak mencari upah dan hanya menjadi seorang yang jujur" ("Tiga Peringatan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). Firman Tuhan menunjukkan kepadaku jalan penerapannya: sebagai salah satu ciptaan Tuhan, aku seharusnya mengasihi Dia dan memuaskan-Nya tanpa syarat dan menunaikan tugasku dengan segenap hati. Inilah pemahaman yang harus dimiliki oleh salah satu ciptaan Tuhan. Inilah pengejaran yang sesuai dengan kehendak-Nya. Mulai hari ini dan seterusnya, aku akan berusaha sebaik mungkin untuk mengejar kebenaran. Aku akan bergantung pada kebenaran untuk mengenali tipu daya Iblis dan membuang belenggunya. Aku tidak akan lagi mengejar apa pun yang bersifat kedagingan, melainkan akan berjerih payah tanpa perlu terlihat orang lain dan menunaikan tugas-tugasku untuk memuaskan Tuhan. Bahkan jika aku tidak memiliki apa-apa pada akhirnya, aku akan melanjutkan dengan sukarela tanpa penyesalan apa pun, karena aku hanyalah salah satu ciptaan Tuhan yang tak berarti. Memuaskan Sang Pencipta adalah satu-satunya tujuan hidupku yang sejati.


Anda hanya tahu bertobat kepada Tuhan, tetapi Anda belum tentu tahu bagaimana mencapai pertobatan sejati. Pilihan khotbah tentang pertobatan membawakan Anda jalan menuju pertobatan sejati yang mampu membebaskan diri dari belenggu dosa.


Rekomendasi: Lagu Rohani Kristen Terbaru 2020 - Hidup yang Paling Berarti




Kembali Ke Atas
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik