Menyambut Kembalinya Kembali Tuhan Yesus
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Go down
avatar
Admin
Admin
Jumlah posting : 387
Join date : 12.02.20
https://tuhan-yesus.forumotion.me

Prinsip Hidupku Merusak Diriku Empty Prinsip Hidupku Merusak Diriku

Thu Mar 18, 2021 12:36 pm
Prinsip Hidupku Merusak Diriku


Ibu Changkai Kota Benxi, Provinsi Liaoning


Secara pribadi aku sangat terbiasa dengan salah satu ungkapan umum, yaitu "Semua beban diletakkan pada kuda yang mau" yang berarti orang baik tidak akan sukses. Aku dan suamiku termasuk orang yang tidak licik: bila menyangkut persoalan yang melibatkan baik-buruknya pribadi kami, kami bukanlah tipe orang yang suka tawar-menawar dan banyak cincong dengan orang lain. Kalau bisa bersabar, kami bersabar, kalau bisa bertimbang rasa—membantu, menolong, atau berempati—kami berupaya sebaik mungkin untuk bertimbang rasa. Tetapi akibatnya, kami sering diperdaya dan dimanfaatkan oleh orang lain. Sepertinya memang dalam kehidupan ini "Orang baik tidak akan sukses"—jika kita terlalu baik hati, terlalu timbang rasa dan bersahaja dalam hubungan kita dengan orang lain, sangat mungkin kita akan diperdaya. Atas pertimbangan ini, aku bertekad untuk tidak menyerah pada semua pelecehan ini dan tidak frustrasi lagi: dalam urusan apa pun pada masa yang akan datang dan dalam hubungan dengan orang lain, aku bersumpah untuk tidak terlalu bertimbang rasa. Bahkan, setelah menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa, prinsip ini masih kuterapkan dalam perilaku dan interaksiku dengan orang lain.

Sekali waktu, aku bekerja sama dengan seorang saudari seiman dalam rangka memenuhi tugas-tugas kami. Dia sering menunjukkan ketidakcakapan dan kekuranganku; rasa-rasanya dia meremehkanku dalam segala hal. Awalnya aku membatin: tidak mudah hidup sendirian jauh dari rumah, cobalah bersabar. Tetapi belakangan, karena dia tiada henti-hentinya melontarkan kritik, aku memikirkan kembali ungkapan itu, "Orang baik tidak akan sukses." Tiba-tiba aku sadar bahwa dia pasti sudah tahu bahwa aku terlalu baik hati dan karena itu, menjadikanku sasaran empuk dan memutuskan untuk mempersulit diriku dengan meributkan hal-hal yang sepele dan tidak penting. Aku memutuskan bahwa aku tidak akan lebih lama lagi bertimbang rasa atau bersabar atas kelakuannya, maka aku pun benar-benar mengamuk terhadapnya, dan baru berhenti ketika dia tidak berani mengucapkan sepatah kata pun. Belakangan, dia meminta aku untuk berbicara dengannya dan dia meminta maaf kepadaku, katanya ia hanya berusaha membantuku dengan menunjukkan kekuranganku, tanpa mengira bahwa itu bisa menyakitiku. Ketika mendengar ini, betapa senangnya aku sehingga orang mungkin berpikir bahwa aku jenderal bintang empat yang baru saja memenangkan peperangan. Terlebih lagi, aku semakin yakin bahwa ada banyak manfaat dari ungkapan "Orang baik tidak akan sukses."

Baru-baru ini, ketika membaca "100 Aksioma Iblis yang Diandalkan oleh Manusia-Manusia Rusak untuk Mempertahankan Eksistensinya" yang diterbitkan oleh gereja, kutemukan sepenggal kalimat yang mengatakan: "'Orang baik tidak akan sukses.' .. Manusia telah dirusak oleh Iblis selama ribuan tahun, dan tak terhitung banyaknya buah pikiran keliru yang digunakan oleh Iblis untuk menyesatkan manusia. Di sini kami meringkas 100 pikiran keliru yang dianggap oleh umat manusia sebagai pepatah berharga untuk membimbingnya menjalani kehidupan. Kekeliruan ini telah berakar jauh di dalam lubuk hati manusia; jika tidak dilengkapi dengan kebenaran, manusia pada umumnya tidak mampu mengungkapkan sifat sejati dari buah pikiran keliru itu. Jika manusia terus mempertahankan buah pikiran keliru dari Iblis sebagai pepatah dan prinsip hidup, manusia yang rusak tidak akan pernah mencapai keselamatan." Setelah membaca penggalan dari persekutuan ini, tiba-tiba aku sadar, seakan-akan terjaga dari mimpi yang panjang: ungkapan "Orang baik tidak akan sukses" adalah buah pikiran keliru yang diciptakan oleh Iblis untuk mengindoktrinasi dan merusak manusia. Tuhan menghendaki agar dalam berinteraksi kita harus menerima, bersabar, bertenggang rasa, dan memaafkan orang lain. Kita harus memikirkan, menghormati, dan mengasihi orang lain. Sebaliknya, prinsip hidup Iblis, "Orang baik tidak akan sukses," secara licik menuntun kita menjauhi kebaikan dan menuju kejahatan, mengajari kita supaya jangan terlalu baik hati atau berkompromi dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Untuk melindungi diri, kita harus menerapkan "mata ganti mata, gigi ganti gigi", harus belajar menjadi kasar, biadab, dan jahat. Aku sadar bahwa "Orang baik tidak akan sukses" merupakan buah pikiran keliru, bertentangan dengan kebenaran—inilah logika Iblis, kenegatifan Iblis, racun naga merah besar. Iblis bekerja melalui "teori" spekulatif seperti itu untuk mencuci otak manusia supaya manusia saling merencanakan kejahatan, membunuh tanpa rasa belas kasihan, terlibat dalam persaingan sengit tanpa akhir, dan tidak tunduk kepada siapa pun sampai tidak lagi tersisa rasa kemanusiaan dalam dirinya. Dengan cara ini manusia menjadi rusak sebagaimana Iblis itu sendiri, benda-benda pengorbanan akan dikuburkan bersama Iblis, dan Iblis mencapai tujuannya yaitu merusak dan menghancurkan seluruh umat manusia. Aku tidak dapat mengenali tipu daya Iblis dan menganggap "Orang baik tidak akan sukses" sebagai suatu kebenaran yang harus diterima dan dihormati. Menurutku, aku tidak boleh terlalu baik atau suka menolong, dan bahwa bersikap sabar atau toleran dalam berurusan dengan orang lain merupakan sikap orang bodoh dan tolol, dan hanya akan membuatku rentan terhadap tipu daya dan pelecehan. Karena aku selalu menganggap buah pikiran keliru ini sebagai pedoman hidup, maka ketika dia memperlihatkan ketidakcakapanku supaya aku tahu diri dan berubah menjadi lebih baik, aku bukan saja tidak menerima komentarnya, tetapi juga menyangka bahwa dia merundung dan meributkan hal yang tidak penting. Akibatnya, aku mengamuk terhadap saudari itu, dan dengan demikian, aku menindasnya. Bahkan ketika dia merendah dan meminta maaf, aku masih saja tidak tahu diri atau tidak merasa malu, tetapi merasa bangga, dan berpikir bahwa dia akhirnya "menerima kekalahan" karena aku setia kepada pepatah "Orang baik tidak akan sukses." Setelah "meraih kemenangan ini," aku merasa lebih tergerak untuk memegang teguh dan memuji aksioma Iblis ini. Betapa absurd, betapa tidak masuk akalnya aku! Aku benar-benar telah memperburuk situasi, salah mengartikan kejahatan sebagai kebaikan. Pekerjaan Tuhan di akhir zaman adalah menahirkan umat manusia dari racun Iblis dan menggunakan kebenaran untuk mengubah wataknya yang rusak. Namun, dalam kasusku, aku bukan saja tidak mencari kebenaran, atau berusaha mengenali racun Iblis dalam diriku, tetapi juga tidak melakukan kebenaran untuk memperbaiki diri. Sebaliknya, aku berpegang pada buah pikiran keliru dari Iblis dan menolak kebenaran. Jika terus seperti itu, aku tidak akan pernah mulai memahami diri sendiri. Aku tidak akan pernah memperoleh kebenaran dan watak aku tidak akan berubah. Pada akhirnya, aku harus dimusnahkan oleh Tuhan, sebagaimana halnya nasib Iblis.

Terima kasih Tuhan atas pencerahan dan penerangan-Mu, yang memungkinkan aku menyadari bahwa aksioma Iblis "Orang baik tidak akan sukses" tidak lain daripada pikiran keliru yang digunakan Iblis untuk mencuci otak dan merusak manusia. Pepatah ini bertentangan dengan kebenaran, dan hanya dapat merusak dan menghancurkan umat manusia. Jika manusia menjadikan racun Iblis sebagai sumber penghidupannya dan bertindak menurut aksioma Iblis, dia hanya akan menjadi semakin rusak dan jahat. Dia akan semakin tidak manusiawi dan semakin bertentangan dengan Tuhan, disingkirkan dari Tuhan. Dia tidak akan pernah menerima keselamatan Tuhan. Tuhan Yang Mahakuasa, aku bersumpah untuk mencurahkan seluruh tenagaku demi firman-Mu dan demi mengejar kebenaran sehingga aku dapat mengenali pelbagai jenis racun Iblis di dalam diri sendiri, meninggalkan buah pikiran keliru dari Iblis, dan tidak lagi bertindak menurut aksioma Iblis. Aku bersumpah untuk mencari dan menemukan kehendak-Mu dalam segala hal dan mengikuti firman-Mu sehingga firman-Mu dapat mengakar jauh di dalam lubuk hatiku dan menjadi aksioma; dengan aksioma ini aku melakukan berbagai hal, standar untuk mengukur diri aku sendiri. Biarkan aku hidup selaras dengan firman-Mu.

Bagaimana orang Kristen melakukan renungan rohani agar hubungan dengan Tuhan menjadi lebih normal? Renungan Harian Kristen membantu Anda memasuki kehidupan rohani yang normal dan lebih dekat dengan Tuhan.
Kembali Ke Atas
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik